Jumat, 05 Juni 2009

skip to main skip to sidebar

Honda 70 dan 1001 Nama

Di tahun 70 -an motor bebek Honda 70 sangat populer sebagai motor bebek pertama yang hadir di Indonesia. Dengan mesin 70 cc dan 3 tingkat kecepatan motor ini adalah salah satu motor irit yang pernah beredar di Indonesia saat itu.
Selain bentuknya yang klasik, Honda 70 juga banyak memiliki nama. Di antaranya d kota2 besar :

Yogyakarta, motor ini dikenal dengan "Honda Pitung".
Solo, motor ini populer dengan nama "Honda Pletuk".
Semarang, motor ini akrab disebut "Honda Pitung Jinah"
Surabaya, di kenal “Honda Kuntul”
Jember, d kenal nama “Honda Ulung ato Cethol”
Besuki, di sebut “Honda Elang elangan”
Jepara, di kenal “Honda Kaoto”
Lampung, di kenal “Honda Jangkrik”
Bali, di kenal “Honda Cekupluk”
Madura, di kenal “Honda Balang”
Madiun, di kenal “Honda Minthi”

Nama nama d atas hanya sebagian kecil di Indonesia saja belum lag sebutan2 d kota2 negara2 d dunia mungkin bisa lebih dari seribu ato jd sejuta he..he…. dan Saat ini motor ini masih diburu para penggemarnya…………
Selain untuk dimodifikasi, para penggemar motor bebek klasik ini juga membuat sebuah klub motor Honda 70, Nama sepeda motor Honda C70 baik yang tipe engkel atau pun doble starter disebut "HONDA KALONG" Keunggulan motor ini adalah irit, kecil tapi sangat kuat beban dan sangat pas dipakai cewek klo termodif mesinya untuk larinya bisa melebihi motor teranyar kluaran terbaru…..
Motor ini lebih banyak diminati dibanding type baru diatasnya yaitu C70 supercup 1979-1981 dan C80 1982-1983 Supercup ataupun Astrea800 Anda tertarik memiliki motor antik ini? ………..
It had a 72 cc air-cooled single overhead cam engine, a semi-automatic 3-speed gearbox, and enough horse power to pull this bike to a top speed of 50 mph (80 km/h). First models had 6 v electrics; in 1982, 12 v electrics and CDI ignition were introduced to further improve the performance of the engine. All models have a full-enclosed drive chain for less maintenance.

Specifications (1970-74 models)

Displacement : 72 cm³
Engine : 4 stroke Over Head Cam single cylinder
Ignition : Breaker points
Transmission : 3-speed with a semi-automatic clutch
Fuel system: Carburetor
Valves : 2 valves / cylinder
Top Speed : 80 km/h (50 mph)
Electrics : 6 Volts
Available colors : Aquarius blue, Bright red, Pine green and Grey
Leg guard/cowling : white
Fuel tank emblem read "HONDA 70"
Seat : long (for two riders) or two separated seats
Rear footpegs : standard
Starter : Kick start
Tail light : large tail light common to other Hondas of the '70s




[+/-] Collapse...

Beda CDI limiter dan unlimiter

Beda CDI limiter dan unlimiter. Untuk yang unlimiter maksudnya
kerja CDI itu mampu melayani putaran mesin sampai rpm berapa pun.
Tergantung kuatnya mesin berkitir. Sedang yang limiter ada batasnya.
Cuma bisa sampai rpm tertentu. Di dalam rangkaian elektronik dioda
terdapat dioda zener yang fungsinya untuk membatasi gasingan mesin.
Kalau rpm pengin bertambah, dioda zener harus pakai yang besar. Namun
CDI susah dibedah untuk mengganti komponen elektroniknya.


Rata-rata motor produksi sekarang, CDI-nya unlimiter.
Seperti Shogun dan Yamaha F1Z-R.
Sedang penganut limiter seperti Honda Sonic, NSR, Yamaha TZM, Tornado, dll.
Fungsi CDI & Pulser

CDI (Capacitor Discharge Ignition) berfungsi mengatur pengapian
secara elektronik. Ketika putaran rendah, waktu pengapian dekat TMA
(Titik Mati Atas). Begitu rpm tinggi, waktu pengapian dimajukan atau
lebih awal. Tentu mengandalkan rangkaian dari kapasitor, dioda dan SCR
(Silicon Controlled Switch).

Nah, buat sensor waktu, pengapian CDI mengandalkan pulser (pick-up
coil). Pulser ini memberi sinyal berdasarkan putaran magnet. Sinyal itu
dikirim ke CDI, yang kemudian memerintahkan busi menembak. Dengan
demikian, tidak ada proses sentuhan mekanik. Sehingga tidak perlu
penyetelan ulang.

Dalam CDI, sinyal pulser diterima dioda penyearah arus, lalu
dicekal resistor dan diterima beberapa kapasitor, sebelum dilepas ke
koil yang kemudian 'menyetrum' busi.

Beda CDI 2 tak & 4 tak

Motor 2-tak hanya butuh sekali putaran kruk-as untuk mendapatkan
satu kali pembakaran (tenaga/usaha). Sedang 4-tak butuh 2 putaran poros
engkol. Pernah dilakukan percobaan. Magnet dan CDI 2-tak dipasang di
4-tak. Untuk gasingan bawah, tenaga lumayan gede. Begitu digas tinggi,
grafik pengapian turun. Artinya tenaga di gasingan atas malah melorot.
Artinya magnet dan CDI 2-tak tidak bisa memenuhi permintaan mesin
siklus 4-tak.

Perbedaan itu pun terlihat dari komponen kelistrikan. Pada CDI
4-tak ada komponen IC pengatur waktu pengapian. Unit itulah yang
bertugas membagi dan membuang arus berdasarkan perintah pulser.

Sumber: S2W






London Motorcycle Show baru akan digelar pada 29 Januari hingga 1 Februari 2009. Namun gaung kehebohannya sudah banyak diperbincangkan pemerhati kendaraan roda dua di berbagai negara.

Dan rencananya dalam acara itu akan diumumkan siapa yang berhak diberi gelar sebagai motor klasik terbaik tahun ini (Classic Bike of the Year). Dan berbagai nama merek pun sudah terpampang sebagai finalis.

Untuk motor produksi paling tua yang berhasil menjadi finali, dipilih Harley-Davidson WLC produksi 1943 yang dimiliki oleh Karen dan Mark Gelsthorpe. Kemudian ada Triton 500 produksi 1954 milik Garry Norton, dan BSA 650 produksi 1956 kepunyaan Jez dan Brian Hunt.

Sedangkan daftar motor dengan tahun produksi paling muda yang menjadi finalis ditempati motor milik Sean Allen, Yamaha RD50MX 1988. Kemudian Yamaha RD250LC milik Lee Rate, yang kabarnya sudah ia miliki sejak dirinya berusia 17 tahun.

Berikut daftar nominasi Classic Bike of the Year:

1982 Ducati 900 MHR
1956 BSA 650
1979 S&S Silver Saxon Turbo
1972 Laverda 1000
1988 Yamaha RD50MX
1943 Harley-Davidson WLC
1966 Veocette Thruxton
1975 Honda-4 K5 Café Racer
1962 Royal Enfield Crusader Sports
1978 Kawasaki KE250
1954 Triton 500
1980 Yamaha RD250LC
1967 Honda CB450 KO
1969 Triumph 150TT
1969 Kawasakai H1 Mach III 500

Tidak ada komentar: